Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Aku, Dirimu, dan Mereka

Gambar
Hari demi hari aku dan Mas Alek sering terlihat bersama di belakang Gedung E kampusku. Hingga pada suatu ketika, 27 Maret 2014, kebersamaan kami kepergok sama teman-teman dekat Mas Alek, yakni Mas Toto dan Mas Anggit. Mereka berdua pun menggoda aku dan Mas Alek. Dan selanjutnya mereka minta traktiran makan sebagai “pj” pajak jadian katanya.Ummmmm Misron Zen Fatro (Mas Toto) Kebahagiaanku dan Mas Alek karena udah jadian ternyata mampu mengalahkan segalanya. Kami berdua langsung mengiyakan untuk sanggup mentraktir mereka. Yapp, langsung cuss gas motor menuju tempat makan. Chicken Hut, yeaah, tempat yang dipilih oleh Mas Toto dan Mas Anggit. Tempat makan dekat kampusku Ngoresan yang cukup nyaman. Anggit Ferdian Setyaji (Mas Anggit) Disitu kita order empat menu makan yang sama. Sambil menunggu makan selesai disajikan, aku, Mas Alek, Mas Toto, dan Mas Anggit ngobrol-ngobrol. Dunia berasa sempit aja ketika Mas Toto cerita kalau ternyata pernah main juga ke daerah tempat tingga

A Night with You, Dear

Maret merupakan bulan dimana kampusku merayakan Dies Natalies. Yaaa.. berbagai acara rutin diadakan untuk merayakan Dies Natalies tersebut, salah satunya adalah acara pagelaran wayang kulit semalam suntuk di depan gedung rektorat. Kala itu tanggal 15 Maret 2014, pagelaran wayang menampilkan lakon Cupu Manik Astagina. Aku suka dengan lakon itu, aku ingin menyaksikannya, tapi aku tak tau nantinya harus nebeng di kost siapa. Ahh, nasib anak lajo -,-)” Sehari sebelumnya, aku cerita pada Mas Alek mengenai pagelaran wayang dan keinginanku tersebut, Mas Alek pun mengatakan kalau dia akan menemaniku nonton. Cihuuuui,, seneng sih, tapi masih mikir juga, ntar tidurnya gimana (o.0) Ide konyol yg rada masuk akal pun terbesit di fikiranku. Aku bilang ke Mas Alek “ngko nonton ampe bubar yaa, ampe subuh, temene kan banyak, daripada kita bingung mau tidur dimana” Mas Alek pun meng-iyakan. Tiba pada hari dimana pagelaran wayang dilaksanakan. Mandi sore aku nebeng di kost temen. Habis maghrib langsu

Dirimulah Kado Terindah dari-Nya

Gambar
Beberapa hari sebelum hari ulang tahunku tiba, Mas Alek selalu menggodaku dengan kata-kata “cieeee yang mau ultah”.Haha apaan sih, kaya anak kecil aja ulang tahun, aku cuma bisa senyum J Dahulunya, bulan Maret adalah salah satu bulan yang paling aku tunggu-tunggu, karena di bulan tersebut terdapat hari ulang tahunku. Setiap kali aku ulang tahun, selalu saja ada beberapa orang yang memberiku kado. Tapi untuk bulan Maret di tahun 2014 lalu, aku merasa tak ingin diberi kado, apalagi kado dari Mas Alek. Aku ngerasa bahwa orang-orang yang dahulunya memberiku kado di setiap aku ulang tahun, selalu saja mereka pergi di kemudian hari. Yaaa... pergi meninggalkan aku. Aku tak ingin ini terjadi lagi, aku tak ingin dengan Mas Alek memberiku kado di hari ulang tahunku, suatu saat nanti Mas Alek akan pergi juga meninggalkanku. Entah ini hanya persepsiku atau apa, tapi yang jelas, semua teman, sahabat, atau pacar yang memberiku kado saat aku ulang tahun, mereka kemudian pergi. Ahh lupakan.. Aku

Sleep on Your Shoulder

Gambar
March, yaaa begitu banyak memory dalam bulan Maret 2014. Kala itu hari Rabu, tanggal 05 Maret 2014. Setelah aku dan Mas Alek berkomitmen bersama, hampir setiap hari aku dan Mas Alek menghabiskan waktu bersama, entah itu sebelum aku kuliah, ketika jeda kuliah, maupun setelah kuliah. Meski hanya sekedar ngobrol, wifi-an bareng, motoran keliling Solo, maupun makan. Berasa seneng aja kalau sedang berdua.Haha Hingga pada akhirnya setelah muter-muter kota Solo hujan deras. Aku dan Mas Alek sama-sama tidak bawa mantol. Tapi untung hujannya turun krtika kita berdua sudah dekat dengan kampus, sehingga tidak terlalu basah kuyup sudah bisa berteduh di dalam kampus. Aku dan Mas Alek langsung menuju selter fakultas pertanian bagian selatan. Disana banyak sekali mas-mas bermain game online. Mereka tertawa keras meski saat itu hujan deras. Hemmmmm Mungkin mereka begitu menikmati serunya game online bersama teman-temannya. Aku dan Mas Alek duduk di kursi paling timur menghadap timur (membelaka

Be Mine

Semenjak awal aku kenal dengan Mas Alek, aku sudah memiliki sedikit gambaran mengenai hidup dan keluarga Mas Alek. Ujian yang begitu berat bagi Mas Alek, mungkin saja kalau aku yang berada di posisi Mas Alek, belum tentu aku mampu melaluinya. Tak cukup sampai disitu, setelah semakin lama aku dekat dengan Mas Alek, semakin paham pula aku tentang masalah rumit yang tengah ia hadapi. 03 Maret 2014, kala itu sudah cukup sore, Mas Alek menceritakan semua. Mas Alek bercerita dengan penuh emosi, hingga pada akhirnya batinnya tak kuat, nyaris air mata keluar dari pelupuk matanya. Aku yang mendengarkan cerita Mas Alek hanya bisa diam, speechless, dan menangis. Mengetahui beban berat di hidupnya, dan mengetahui perjuangannya yang begitu luar biasa membuatku semakin kagum terhadapnya. Aku benar-benar bersyukur masih memiliki keluarga yang utuh, sempurna, dan menyayangiku setulus jiwa. Melihatku menangis, Mas Alek berusaha tersenyum, berharap agar aku segera mengakhiri tangis. Mas Alek tak i

Bee: "Jangan Sedih Lagi"

Gambar
Ohh yaaa, ada yang kelupaan. Di postingan yang berjudul 'Awal Jumpa dengan Pemuja Rahasiaku', disana aku menceritakan tentang Mas Alek memberiku lukis wajah. Sebenarnya dalam bingkisan lukis wajah itu tidak hanya berisi lukisan, tetapi juga secarik kertas bertuliskan permohonan maaf dengan dibubuhi gambar. Yaapp benar, itu gambar mewakili Mas Alek, dengan berbagai karakter dan ciri-cirinya. Suka tertawa, mengenakan kalung berliontin cincin, membawa tas satu slempang dengan posisi slempangnya di pundak kiri (sama sepertiku), kaos pendek, dan sepatu warior, (^.^)~ File scannya baru ketemu, jadi yaaa baru bisa post.hehe Ini nih isi kertasnya: "Makasih ya Mbak, dah mau nerima pemberianku ini. Anggap saja ini sebagai tanda terima kasihku dan maafku atas semuanya. Semoga mbak suka saja, dan maaf jika coret-coretanku kurang bagus. Semoga dengan ini kelak mbak tidak lupa. Kalau pernah punya kenalan yang namanya Alek. huruf terakhirnya pake "k" bukan pake "x

Loud of Laugh (LoL) ~

Rasa nyaman diantara aku dan Mas Alek mulai terjalin. 26 Februari 2014, untuk pertama kalinya aku pergi dengan Mas Alek ke taman Balekambang. Disana emang banyak orang pacaran, tapi aku dan Mas Alek cukup menghabiskan waktu bersama saja karena memang belum ada status pacar.Hehe Aku dan Mas Alek ngobrol sambil becanda, karena aku dan Mas Alek emang sama-sama suka becanda. Kalau udah becanda, berasa orang gila ketemu orang gila deh. Ketawa terus susah berhenti. Wah bahaya nih.Haha Ntah kenapa, apa-apa, dikit-dikit bisa aja jadi bahan becandaan. Mas Alek keluarin laptop, berharap wifi 'nyanthol', tapi ternyata zonk. Alhasil laptop kembali masuk ke dalam tas. Ibarat tak ada akar, rotan pun jadi. Kalau ini tak ada wifi, buku sketch dan pensil pun jadi. Mas Alek menggambar sketsa kita berdua dengan disertai dialog lucu. Lagi-lagi tawa pun terjadi. Telapak tanganku diletakkannya diatas kertas sketch, kemudian Mas Alek menjiplak bentuk telapak tanganku dengan pensil. Setelah jipl

Tawa Bahagia

Gambar
24 Februari 2014. Kala itu hari Senin, aku ada kuliah siang. Tapi aku malas kalau harus berangkat siang pula, panas. Jam tujuh pun aku berangkat dari rumah, kira-kira jam 07.45 aku sudah bakal sampai kampus, karena perjalanan Gemolong-Solo dengan kecepatan 60km/h kira-kira 45 menit-an. Mas Alek menjadi alasanku yang lain mengapa aku berangkat pagi.hehe Malamnya aku dan Mas Alek sudah berencana untuk bertemu di perpus pusat. Disana ada taman dan selter yang lumayan nyaman digunakan untuk ngobrol. Selain itu juga bisa wifi-an. J Dari rumah aku membawa kotak makan, aku berniat untuk membeli nasi kuning ketika nanti berangkat. Yapp, setibanya di depan kampus ISI, aku berhenti sejenak. Disitu aku membeli nasi kuning dengan menggunakan kotak makanku. Aku cukup sering makan nasi kuning disitu, tetapi makan di tempat, tidak dibawa pergi. Hanya dengan 4.000 rupiah, kotak makanku sudah penuh terisi nasi kuning, lengkap dengan krupuk dan sendok plastiknya juga. Sampai di perpus pusat, tern

New Helmet and Special Sticker

Gambar
Kian hari hubunganku dengan Mas Alek kian dekat. Helmku rusak, hingga akupun ada niatan untuk beli helm. Aku buta daerah Solo. Hingga semester enam, aku nyaris tak pernah berkeliaran di Solo sendirian. Aku takut nyasar karena buta arah pula. Aku meminta pendapat Mas Alek mengenai toko jual helm yang recomended. Alhamdulillah, Mas Alek tahu toko penjualan helm yang istilahnya masih tangan pertama, sehingga mengenai harga dinilai cukup miring. Rabu, 12 Februari 2014. Hari dimana aku dan Mas Alek berencana untuk membeli helm sepulang kuliah. Bajetku untuk beli helm kurang lebih 200 ribu. Aku rasa helm VOG sudah cukup bagus. Tapi Mas Alek bilang VOG dari segi nyaman dan safety-nya kurang. Mas Alek recomended INK. Ummmmmm mendengar itu, aku sudah berfikir pasti mahal. Sepertinya Mas Alek cukup tanggap dengan ekspresi wajah yang ku perlihatkan dan paham akan apa yang aku fikirkan. Mas Alek kemudian berkata “ngko nek uang.e kurang tak tambahi ya mbak ” (kala itu Mas Alek masih memanggilku

Takdir-Nya Selalu Indah

Gambar
Aku bukan tipe orang yang terbiasa menganggap apapun yang terjadi adalah suatu kebetulan atau keberuntungan. Aku yakin, semua yang terjadi karena takdir dan rencana Tuhan. Begitu pula dengan kisah cintaku dengan Mas Alek. Setelah peristiwa Mas Alek melukis wajahku dan memberikan lukisan itu padaku, aku sudah tak pernah berkomunikasi lagi dengan Mas Alek. Aku menjalani hari dengan John seperti halnya ketika belum kenal Mas Alek. Aku dan John nyaris tak pernah bertengkar selama 2tahun bersama. Aku cukup egois dan manja, namun John selalu bisa mengalah dan menerima. John pun juga sering bersikap ‘ndak mudengan’ kalau menurutku, itu yang sering membuatku jengkel. Hingga pada akhirnya sekitar bulan Desember 2013 aku dan John setiap hari bertengkar. Hanya karena hal-hal kecil dan begitu sepele. Mungkin John sudah tak kuat memendam rasa sabarnya menghadapi sikapku. Beberapa minggu kemudian, suasana mulai membaik. Tetapi awal bulan Januari di tahun 2014 dia malah mengirim sms yang intiny

Awal Jumpa dengan Pemuja Rahasiaku

Gambar
Aku tak ingat persis waktu itu tanggal berapa. Namun yang ku ingat hari itu adalah hari Senin di bulan Februari tahun 2013. Aku mengenakan dress putih, celana hitam dan jilbab warna hijau. Lucu juga kalau mengingat memory kala itu. Di suatu pagi, aku duduk sendiri di belakang Gedung E FKIP kampusku. Aku tengah menangis, menangis karena sedang ada masalah kecil dengan pacarku, sebut saja namanya “John” (bukan nama sebenarnya). Tiba-tiba datang seorang laki-laki dengan wajah polos seakan merasa tak berdosa sembari menggodaku dengan malu. “Heii mbak” (sapa dia sambil tersenyum) Aku yang masih menangis pun kaget dan langsung mengangkat kepalaku yang tadinya menunduk. Aku mengusap air mataku serta memberi senyuman kecil sebagai bentuk jawaban atas sapanya. Dia pun duduk di depanku dan bertanya dengan bahasa Jawa krama: “Namine sinten mbak? Kok piyambak’an mawon wonten mriki?”   “ Sulis mas. Lha mas’e sinten ”, jawabku singkat. “Alek Santoso mbak. Alek ngangge “k” boten “x”.